Jumat, 14 September 2012

To meet U

Kibasan anak rambut Nana menghasilkan butiran air seperti sprayer. ''Kota aneh'' gerutunya sambil meletakkan berkas seminar diatas nakas. Kotanya sendiri saat ini kering, panas, dan berdebu, tapi disini seperti hanya punya satu musim: hujan. Mengecilkan suhu ruangan, melempar remote AC ke tempat tidur, untuk kemudian menyambar handuk ia pergi mandi. Berendam air hangat sudah ada dibenaknya semenjak dari tempat seminar. Dingin adalah hal yang tidak disukainya, mungkin karena kotanya terletak di dataran rendah sehingga ia lebih terbiasa dengan gerah juga keringat. Suara Jasson Miraz dari hand phone yang dibawa masuk kamar mandi hilang begitu saja, pikirannya kosong...tenggelam bersama tubuhnya di dalam bathup. ''Ach, bisa ketiduran di sini aku'' bergegas diselesaikan mandinya. Tank top maroon dengan celana pendek jeans melekat di tubuh, rambutnya bergelung handuk, hingga dirasakannya sebuah tangan membekab mulutnya dan sebelah tangan lagi menekannya kebelakang bersandar tubuh pelaku. Kalut...takut...darahnya berhenti mengalir, ''apa aku tadi ga ngunci pintu, perasaan sudah'' Hening...ruang kamar hotel itu benar_benar senyap, akal sehat Nana melarangnya untuk berteriak. ''Bisa dicekiknya aku nanti'' Nana berlogika. ''Tapi kenapa orang ini diam saja?'' bahkan dari balik punggungnya Nana merasakan degub jantung yang tak kalah kencang dari dirinya sendiri ''Ach...penjahat amatiran ini kayaknya.'' dengan sekali gerak memutar berhasil dirubahnya posisi tubuh, mereka berhadapan. Sekarang jantungnya bukan lagi berdetak kencang, tetapi berhenti sama sekali. Penjahat itu merengkuhnya...Nana terisak, tak ada upaya melepaskan diri. Ini kotanya, daerah kekuasaannya. Dengan tahu jadual seminar Nana mudah menemukannya. Satu lagi ciri penanda: gelang yang sama. Terlalu berani berspekulasi tetapi itulah dia. Apa lagi sekarang yg bisa dilakukan Nana...entahlah, yang jelas aku berhenti berimajinasi sampai di sini :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar