Sabtu, 13 Oktober 2012

Waktu Itu Hujan Di Kotamu

mengenangmu di waktu setahun lalu
ketika rintik hujan membawamu terpaku di bibir jendela
aku menyusup bersama angin lalu berdiri di sampingmu
menggengam selembar lontar dengan puisi yang tak selesai kutulis
kenangan seperti cermin retak
memantulkan cahaya lampu ruang tamu
melahirkan wajah entah raut siapa
bahkan aku lupa wajahku sendiri
sejak itu ingin rasanya membujuk tiap gerimis mencuri wajahmu
seberapa murung dan kelam tatapmu melebihi malam
tetapi selalu ia menghablur mengisyaratkan perpisahan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar