harusnya aku temukan segaris tipis lengkung bibirmu
tercebur di bak mandiku, tapi tak ada
nama_nama lalu lalang memburu beringas menelan
dari segala era mengejarmu, juga dari masa lalu
nama_nama itu seperti hantu malam
bergelayut di pepohonan menggapaimu
tak tersisa buat tanganku sekedar menggengam jemarimu
dadaku sesak, mataku nanar
kulepas sajakah namamu, membiarkan tersapu fajar
matahari yang mengalir di sungai hari
membakar harapan kosong dari mimpi panjang
>>
tebing itu terjal kekasih
ketika kita mengayunkan langkah bersama seusai rinai pada sebuah hari
aku tak takut mendaki bersamamu
tidak pernah kekasih, begitu besar keyakinanku padamu
tetapi namanama itu menyerupa belukar menjerat
aku terjerembab
mulai memahatkan namaku sendiri pada sebuah pusara
*dan kau tau nama siapa namanama itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar