Selasa, 02 Oktober 2012

Peron Pasar Turi

sore yang ranum
derak gemertak rel kereta berpacu detak jantung tak beraturan
matanya menyususuri setiap wajah yang datang
menunggu kekasihnya di kereta yang pertama
atau setidaknya kereta berikutnya

lengking sirine parau membelah telinga
bersahutan lengking nyaring rindu
terbungkus selembar ingatan tentang pelukan pertama
sebuah kehangatan yang tanggung
hanya terasai di imajinya

penjaja tissue melintas
sepasang mata jalang mengerling
ia tetap ada di sana menunggu kekasihnya
surya lenyap berganti lampu tetokoan sepanjang peron

siapa dinanti siapa yang ditunggu
penjaja tissue telah pulang mata jalang berubah juling
tak ada sesiapa menghampiri
peron sunyi
tubuhnya lesi
kulit melekat daki
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar